Olahaninternet.my.id Cara Meningkatkan Sebuah Brand Pada Bisnis Dan Usaha Sendiri. Apa Itu Brand?Brand dapat diartikan sebagai identitas atau merek dari suatu produk, layanan, atau perusahaan. Brand mencakup semua elemen yang menciptakan citra, kesan, dan pengalaman tertentu dalam benak konsumen. Hal ini meliputi nama merek, logo, tagline, warna, gaya, nilai, dan kualitas produk atau layanan yang dihasilkan. Brand sangat penting dalam membangun hubungan jangka panjang antara perusahaan dan pelanggan. Melalui branding yang baik, perusahaan dapat menciptakan loyalitas pelanggan, membedakan produknya dari pesaing, meningkatkan kesadaran merek, dan menciptakan nilai tambah bagi konsumen. Oleh karena itu, brand sangat penting dalam strategi pemasaran perusahaan. Apa Itu Bisnis ?Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk menghasilkan keuntungan atau laba dengan cara menjual barang atau jasa kepada konsumen atau pelanggan. Bisnis melibatkan berbagai aspek seperti produksi, pemasaran, keuangan, manajemen, dan lain-lain, dengan tujuan untuk mencapai keuntungan atau meningkatkan nilai perusahaan. Bisnis bisa dijalankan dalam berbagai skala, dari bisnis kecil seperti warung makan atau toko kelontong hingga bisnis besar seperti perusahaan multinasional. Bisnis juga bisa dilakukan di berbagai sektor, seperti sektor pertanian, manufaktur, jasa, perdagangan, dan lain-lain. Untuk dapat berbisnis yang sukses, diperlukan pemahaman yang baik tentang pasar, produk atau jasa yang ditawarkan, strategi pemasaran yang efektif, manajemen yang baik, dan pengelolaan keuangan yang benar. Bisnis juga perlu memperhatikan faktor-faktor lain seperti hukum, etika, dan lingkungan untuk dapat beroperasi secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas. Apa Hubungan Brand Dengan Bisnis?Brand sangat penting bagi bisnis karena merepresentasikan identitas dan reputasi bisnis itu sendiri. Sebuah brand yang kuat dan dikenal dengan baik dapat membantu bisnis untuk membedakan diri dari pesaingnya dan membangun kesetiaan pelanggan. Dalam hal ini, brand dapat menjadi sarana untuk menciptakan citra yang positif, meningkatkan kepercayaan konsumen, dan membantu membangun kesetiaan pelanggan. Selain itu, brand juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen tentang harga, kualitas, dan nilai produk atau layanan yang ditawarkan oleh bisnis. Dengan memiliki brand yang kuat, bisnis dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan mengalami pertumbuhan yang berkelanjutan. |
Branding(brand) |
Merek atau Nama adalah tanda yang dipakai oleh pengusaha pada barang yang dihasilkan sebagai Ciri Khas Itulah yang di sebut dengan Branding.Lalu bagaimana Caranya Meningkatkan Maupun Mengembangkan Sebuah Brand Pada Produk dalam Bisnis Maupun Usaha?
Selamat datang di Blog Olahan Internet.Di Tulisan Artikel kali ini, aku mau bahas kembali tentang dunia bisnis dan usaha yang mengacu Pada Peningkatan Pengetahuan kita terhadap kekuatan dari Brand.
Kalau kamu memperhatikan orang-orang yang bisnisnya fokus di jualan produk Biasanya, kebanyakan dari mereka berusaha menjual produknya dengan menawarkan berbagai macam alasan ke calon pembelinya.
Misalnya, seperti contoh baju yang bahannya bagus, makanan yang rasanya paling enak,sepatu yang paling nyaman dipake, atau obat yang paling berkhasiat,dengan bermacam-macam kandungan nutrisi yang disebutkan secara lengkap.
Tapi, coba lah kamu perhatikan, apakah mereka yang berusaha meyakinkan pembelinya jika produk mereka adalah yang terbaik,paling enak, paling manjur atau paling nyaman itu adalah produk-produk yang laku keras di pasaran?
Nah, sekarang aku mau coba ajak kamu dengarkan nasehat marketing dari Steve Jobs yaitu sang pendiri Apple, yang saat ini adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Kalo dipikir-pikir, bener juga ya kata-kata dari Steve Jobs Nike itu adalah perusahaan yang merajai pasar sepatu dan pakaian olahraga
dengan nilai brand sebesar 36,8 miliar dolar.
Tapi kok rasanya kita jarang banget dengar nama Nike bilang kalo sepatu mereka itu yang paling nyaman paling empuk, dan materialnya paling kuat?
Nike justru terkenal dari kampanye branding
mereka kayak Just Do It atau Find Your Greatness Dan dari kampanye itu, brand Nike
berkembang sangat kuat dengan asosiasinya terhadap karakter-karakter yang positif kayak sporty, atletis, kerja keras,
bahkan kesan trendy.
Dengan kekuatan brand itu, Nike udah nggak perlu lagi bilang produknya yang paling berkualitas materialnya terbaik, atau spek-spek tertentu yang menjual.
karena pihak Nike tau, kalo sebagian besar
konsumen tudak beli produk berdasarkan pemikiran yang rasional, melainkan lebih didasari sama keputusan emosional
yang didorong sama asosiasi atau persepsi kita terhadap produk tersebut.
Kebanyakan orang yang beli sepatu Nike, karena brand Nike itu sangat kuat asosiasinya sama hal-hal yang mereka sukai
bisa jadi karakter tertentu, atau bisa juga
atlit yang mereka kagumin seperti LeBron James, Ronaldo, atau Serena Williams
Sekarang kita coba ambil contoh lain
kayak Coca-Cola yang merajai pasar minuman bersoda selama lebih dari 100 tahun dengan nilai brand sebesar 59,2 miliar dolar.
Nah, mungkin tidak jarang juga kita denger jika minuman lain sering membuat Iklan dengan menyebutkan khasiat dan kandungannya seperti minuman beroksigen, mengandung bahan alami,ada kandungan vitaminnya, dan lain-lain.
Tapi kok rasanya kita nggak pernah denger
iklan Coca-Cola yang bilang kalo minumannya paling enak dan paling menyegarkan?
Nah, untuk menjawab itu, ada satu kisah menarik dalam sejarah persaingan Coca-Cola melawan Pepsi Di tahun 1975, Pepsi ngadain kampanye blind test dengan minta orang-orang minum 2 cola tanpa merk
dan milih mana yang lebih enak Hasilnya, lebih banyak orang yang milih Pepsi
dibanding Coca-Cola
Melihat hasil itu, pihak manajemen Coca-Cola berusaha keras bikin formula baru yang lebih enak dibanding Pepsi
Berdasarkan hasil riset internal Coca-Cola
terhadap 200 ribu orang responden
mereka berhasil menemukan formula rasa baru yang terbukti secara blind test lebih enak daripada rasa original, dan juga
lebih enak dari Pepsi.
Produk baru itu dinamakan dengan 'The New Coke'Hasilnya gimana? Ternyata, bukannya
produknya makin laku, malah sebaliknya
Banyak konsumen Coca-Cola yang protes keras dan minta Coca-Cola supaya mengembalikan rasa Coca-Cola yang original.
Protes itu bener-bener besar, bahkan kantor
Coca-Cola sampe nerima ribuan telepon setiap hari yang berisi protes supaya Coca-Cola segera menghentikan produksi New Coke dan balik lagi ke rasa yang dulu
Lho, kok bisa gitu ya, padahal kan udah terbukti secara blind test kalau rasa New Coke itu lebih enak dibanding Coca-Cola yang original?
seorang peneliti neuromarketing bernama Dr. Terry Wu pernah bilang konsumen beli Coca-Cola bukan karena rasanya tapi karena hubungan emosional konsumen dengan
dengan brand-nya.
Brand Coca-Cola yang udah beredar selama lebih dari 100 tahun ternyata udah melekat sangat erat di dalam memori para konsumennya.
Brand Coca-Cola itu tidak sebatas
pada rasa di lidah doang tapi juga pada pengalaman emosional yang terbangun di dalam memori banyak orang selama puluhan tahun.
Di mana lagi-lagi, ada asosiasi yang melekat pada brand Coca-Cola seperti rasa kebersamaan, keceriaan, dan kesegaran
Nah, mungkin beberapa kisah ini yang
menginspirasi Steve Jobs dalam merintis Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia saat ini.
Makanya di era Steve Jobs, Apple yang notabene perusahaan teknologi justru relatif jarang menampilkan iklan yang mengupas keunggulan spek atau perbandingan kualitas dengan para pesaingnya
Apple itu justru lebih fokus pada branding Sehingga saat ini Apple lebih sering diasosiasiin sebagai bagian dari lifestyle yang elegan, stylish, dan teknologi terbaru yang inovatif.
Marty Neumeier, seorang expert di bidang brand pernah bilang seperti ini:
Brand adalah sebuah hasil itu adalah "pengalaman emosional" konsumen terhadap produk, jasa, atau perusahaan
itu bersemayam di dalam pikiran dan hati mereka.
mereka (konsumen) mencerna informasi apapun yang kamu berikan kepada mereka
dan mereka (konsumen) menyimpulkan sesuatu. mereka membuat dan merumuskan itu (brand)
jadi ketika kamu membuat sebuah brand, kamu sebetulnya tidak hanya menciptakan 1 brand
kamu menciptakan "jutaan" (banyak) brand, tergantung berapa banyak konsumen atau audiens kamu.setiap (konsumen) memiliki persepsi brand yang berbeda-beda tentang kamu.
Perasaan emosional yang terbangun ketika
aku berpikir tentang brand KFC.aku bakal ngebayangin kriuk,renyahnya kulit ayam goreng.
Kalo aku lagi mikirin brand Indomie aku membayangkan gurih bumbunya, dan
kehangatan mi kuah dengan telor.Itulah yang dimaksud Marty Neumeier sebagai 'gut feeling' atau pengalaman emosional
Sekarang, buat kamu yang lagi merintis usaha, bangun bisnis,atau mungkin lagi produk UMKM mungkin berpikir"Ah, itu kan cuma berlaku buat brand besar doang,
buat usaha kecil sih yang penting
fokus jualan aja"
Sebetulnya, semua produk atau brand itu
pasti dimulai dari kecil dulu Mungkin banyak di antara kamu yang tidak tau kalau brand tas outdoor kayak Eiger itu adalah brand lokal buatan Indonesia.
yang dimulai dari home industry kecil-kecilan
dan cuma bermodalkan 2 mesin jahit di Bandung,tahun 1979 oleh Pak Ronny Lukito
Begitu juga dengan brand-brand lokal Indonesia lain kayak baju Joger yang nyeleneh dari Bali.
donat J.Co dengan banyak varian rasa
atau kripik pedas Maicih yang mempopulerkan level pedas dari 0 sampai 10 Nah, buat kamu yang saat ini mungkin lagi mengembangkan brand buatlah asosiasi kuat pada produk kamu Sampaikan itu pada desain,copywriting, corak warna,
bentuk teks, cara komunikasi, packaging, dll.
Sampe itu bisa melekat kuat pada pengalaman emosional para konsumen kamu, itulah Hal penting yang harus kamu perhatikan tentang kekuatan dari sebuah brand,serta Meningkatkan Maupun Mengembangkan Sebuah Brand Pada Produk dalam Bisnis Maupun Usaha.
Selamat datang di Blog Olahan Internet.Di Tulisan Artikel kali ini, aku mau bahas kembali tentang dunia bisnis dan usaha yang mengacu Pada Peningkatan Pengetahuan kita terhadap kekuatan dari Brand.
Kalau kamu memperhatikan orang-orang yang bisnisnya fokus di jualan produk Biasanya, kebanyakan dari mereka berusaha menjual produknya dengan menawarkan berbagai macam alasan ke calon pembelinya.
Misalnya, seperti contoh baju yang bahannya bagus, makanan yang rasanya paling enak,sepatu yang paling nyaman dipake, atau obat yang paling berkhasiat,dengan bermacam-macam kandungan nutrisi yang disebutkan secara lengkap.
Tapi, coba lah kamu perhatikan, apakah mereka yang berusaha meyakinkan pembelinya jika produk mereka adalah yang terbaik,paling enak, paling manjur atau paling nyaman itu adalah produk-produk yang laku keras di pasaran?
Nah, sekarang aku mau coba ajak kamu dengarkan nasehat marketing dari Steve Jobs yaitu sang pendiri Apple, yang saat ini adalah salah satu perusahaan terbesar di dunia.
Kalo dipikir-pikir, bener juga ya kata-kata dari Steve Jobs Nike itu adalah perusahaan yang merajai pasar sepatu dan pakaian olahraga
dengan nilai brand sebesar 36,8 miliar dolar.
Tapi kok rasanya kita jarang banget dengar nama Nike bilang kalo sepatu mereka itu yang paling nyaman paling empuk, dan materialnya paling kuat?
Nike justru terkenal dari kampanye branding
mereka kayak Just Do It atau Find Your Greatness Dan dari kampanye itu, brand Nike
berkembang sangat kuat dengan asosiasinya terhadap karakter-karakter yang positif kayak sporty, atletis, kerja keras,
bahkan kesan trendy.
Dengan kekuatan brand itu, Nike udah nggak perlu lagi bilang produknya yang paling berkualitas materialnya terbaik, atau spek-spek tertentu yang menjual.
karena pihak Nike tau, kalo sebagian besar
konsumen tudak beli produk berdasarkan pemikiran yang rasional, melainkan lebih didasari sama keputusan emosional
yang didorong sama asosiasi atau persepsi kita terhadap produk tersebut.
Kebanyakan orang yang beli sepatu Nike, karena brand Nike itu sangat kuat asosiasinya sama hal-hal yang mereka sukai
bisa jadi karakter tertentu, atau bisa juga
atlit yang mereka kagumin seperti LeBron James, Ronaldo, atau Serena Williams
Sekarang kita coba ambil contoh lain
kayak Coca-Cola yang merajai pasar minuman bersoda selama lebih dari 100 tahun dengan nilai brand sebesar 59,2 miliar dolar.
Nah, mungkin tidak jarang juga kita denger jika minuman lain sering membuat Iklan dengan menyebutkan khasiat dan kandungannya seperti minuman beroksigen, mengandung bahan alami,ada kandungan vitaminnya, dan lain-lain.
Tapi kok rasanya kita nggak pernah denger
iklan Coca-Cola yang bilang kalo minumannya paling enak dan paling menyegarkan?
Nah, untuk menjawab itu, ada satu kisah menarik dalam sejarah persaingan Coca-Cola melawan Pepsi Di tahun 1975, Pepsi ngadain kampanye blind test dengan minta orang-orang minum 2 cola tanpa merk
dan milih mana yang lebih enak Hasilnya, lebih banyak orang yang milih Pepsi
dibanding Coca-Cola
Melihat hasil itu, pihak manajemen Coca-Cola berusaha keras bikin formula baru yang lebih enak dibanding Pepsi
Berdasarkan hasil riset internal Coca-Cola
terhadap 200 ribu orang responden
mereka berhasil menemukan formula rasa baru yang terbukti secara blind test lebih enak daripada rasa original, dan juga
lebih enak dari Pepsi.
Produk baru itu dinamakan dengan 'The New Coke'Hasilnya gimana? Ternyata, bukannya
produknya makin laku, malah sebaliknya
Banyak konsumen Coca-Cola yang protes keras dan minta Coca-Cola supaya mengembalikan rasa Coca-Cola yang original.
Protes itu bener-bener besar, bahkan kantor
Coca-Cola sampe nerima ribuan telepon setiap hari yang berisi protes supaya Coca-Cola segera menghentikan produksi New Coke dan balik lagi ke rasa yang dulu
Lho, kok bisa gitu ya, padahal kan udah terbukti secara blind test kalau rasa New Coke itu lebih enak dibanding Coca-Cola yang original?
seorang peneliti neuromarketing bernama Dr. Terry Wu pernah bilang konsumen beli Coca-Cola bukan karena rasanya tapi karena hubungan emosional konsumen dengan
dengan brand-nya.
Brand Coca-Cola yang udah beredar selama lebih dari 100 tahun ternyata udah melekat sangat erat di dalam memori para konsumennya.
Brand Coca-Cola itu tidak sebatas
pada rasa di lidah doang tapi juga pada pengalaman emosional yang terbangun di dalam memori banyak orang selama puluhan tahun.
Di mana lagi-lagi, ada asosiasi yang melekat pada brand Coca-Cola seperti rasa kebersamaan, keceriaan, dan kesegaran
Nah, mungkin beberapa kisah ini yang
menginspirasi Steve Jobs dalam merintis Apple sebagai salah satu perusahaan terbesar di dunia saat ini.
Makanya di era Steve Jobs, Apple yang notabene perusahaan teknologi justru relatif jarang menampilkan iklan yang mengupas keunggulan spek atau perbandingan kualitas dengan para pesaingnya
Apple itu justru lebih fokus pada branding Sehingga saat ini Apple lebih sering diasosiasiin sebagai bagian dari lifestyle yang elegan, stylish, dan teknologi terbaru yang inovatif.
Marty Neumeier, seorang expert di bidang brand pernah bilang seperti ini:
Brand adalah sebuah hasil itu adalah "pengalaman emosional" konsumen terhadap produk, jasa, atau perusahaan
itu bersemayam di dalam pikiran dan hati mereka.
mereka (konsumen) mencerna informasi apapun yang kamu berikan kepada mereka
dan mereka (konsumen) menyimpulkan sesuatu. mereka membuat dan merumuskan itu (brand)
jadi ketika kamu membuat sebuah brand, kamu sebetulnya tidak hanya menciptakan 1 brand
kamu menciptakan "jutaan" (banyak) brand, tergantung berapa banyak konsumen atau audiens kamu.setiap (konsumen) memiliki persepsi brand yang berbeda-beda tentang kamu.
Perasaan emosional yang terbangun ketika
aku berpikir tentang brand KFC.aku bakal ngebayangin kriuk,renyahnya kulit ayam goreng.
Kalo aku lagi mikirin brand Indomie aku membayangkan gurih bumbunya, dan
kehangatan mi kuah dengan telor.Itulah yang dimaksud Marty Neumeier sebagai 'gut feeling' atau pengalaman emosional
Sekarang, buat kamu yang lagi merintis usaha, bangun bisnis,atau mungkin lagi produk UMKM mungkin berpikir"Ah, itu kan cuma berlaku buat brand besar doang,
buat usaha kecil sih yang penting
fokus jualan aja"
Sebetulnya, semua produk atau brand itu
pasti dimulai dari kecil dulu Mungkin banyak di antara kamu yang tidak tau kalau brand tas outdoor kayak Eiger itu adalah brand lokal buatan Indonesia.
yang dimulai dari home industry kecil-kecilan
dan cuma bermodalkan 2 mesin jahit di Bandung,tahun 1979 oleh Pak Ronny Lukito
Begitu juga dengan brand-brand lokal Indonesia lain kayak baju Joger yang nyeleneh dari Bali.
donat J.Co dengan banyak varian rasa
atau kripik pedas Maicih yang mempopulerkan level pedas dari 0 sampai 10 Nah, buat kamu yang saat ini mungkin lagi mengembangkan brand buatlah asosiasi kuat pada produk kamu Sampaikan itu pada desain,copywriting, corak warna,
bentuk teks, cara komunikasi, packaging, dll.
Sampe itu bisa melekat kuat pada pengalaman emosional para konsumen kamu, itulah Hal penting yang harus kamu perhatikan tentang kekuatan dari sebuah brand,serta Meningkatkan Maupun Mengembangkan Sebuah Brand Pada Produk dalam Bisnis Maupun Usaha.
Cara Meningkatkan Sebuah Brand Pada Bisnis Dan Usaha Sendiri
Meningkatkan brand pada bisnis dan usaha sendiri memerlukan upaya yang konsisten dan terus menerus. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan brand pada bisnis dan usaha sendiri:
Tentukan nilai-nilai inti dari bisnis Anda dan komunikasikan dengan jelas pada pelanggan. Sebagai contoh, jika nilai inti bisnis Anda adalah kualitas produk yang tinggi, pastikan bahwa kualitas produk tersebut tercermin dalam setiap interaksi bisnis dengan pelanggan.
Berikan pengalaman pelanggan yang menyenangkan. Pelanggan akan merasa lebih terhubung dengan brand jika mereka merasa diperlakukan dengan baik. Pastikan pelanggan merasa dihargai dan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan saat berinteraksi dengan bisnis Anda.
Kembangkan hubungan yang baik dengan pelanggan. Berikan kesempatan bagi pelanggan untuk memberikan umpan balik dan tanggapan mengenai bisnis Anda. Berikan waktu untuk membaca dan merespon umpan balik tersebut dengan tepat waktu. Hal ini akan menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap pelanggan dan berusaha untuk memperbaiki kualitas bisnis.
Gunakan media sosial untuk memperluas jangkauan brand. Buat profil media sosial yang menarik dan konsisten dengan brand Anda. Posting konten yang relevan dan menarik untuk meningkatkan keterlibatan pengguna.
Gunakan strategi pemasaran digital. Ada banyak cara untuk mempromosikan bisnis Anda secara online, seperti iklan Google, pemasaran melalui email, atau kampanye pemasaran media sosial.
Berikan promosi dan diskon yang menarik. Hal ini dapat memikat pelanggan baru dan membantu mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Kembangkan dan perluas produk atau jasa yang ditawarkan. Ini dapat membantu meningkatkan keterlibatan pelanggan dan memperluas pangsa pasar.
Jadilah konsisten. Konsistensi sangat penting dalam membangun brand. Pastikan bahwa nilai-nilai inti dan pesan brand Anda selalu ditonjolkan pada setiap kesempatan.
Jangan lupa untuk memperhatikan kualitas produk atau jasa. Produk atau jasa yang berkualitas akan membantu meningkatkan loyalitas pelanggan dan membangun reputasi positif.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, Anda dapat memperkuat brand bisnis Anda dan membangun reputasi yang baik di mata pelanggan. Ingatlah bahwa membangun brand yang kuat membutuhkan waktu dan upaya, jadi jangan menyerah dan terus berusaha untuk meningkatkan bisnis Anda.
Semoga Artikel ini bisa bermanfaat buat kamu,khususnya buat kamu yang punya Bisnis atau usaha sendiri.