Buat kamu yang tidak pernah ketinggalan Mengikuti berita, mungkin sempat dengar fenomena kenaikan harga tanaman hias yang lagi populer di Indonesia, yaitu Tanaman Janda Bolong.
Lalu Kenapa Ada Trend Harga Meroket Lalu Jatuh Seperti Halnya Daun berlubang khas janda bolong ini emang terlihat cantik sebagai tanaman hias.
mungkin yang bikin kurang cantik itu adalah harga yang ditawarkan sama para penjualnya.
kabarnya, untuk varietas tertentu yang dianggap langka dan unik,tanaman ini dihargai sampai puluhan juta rupiah per helai daunnya.contoh varietas yang dihargai mahal dan diburu banyak orang itu adalah monstera deliciosa variegata.
varietas ini punya daun yang bolong dan kombinasi warna hijau dan putih atau hijau dan kuning di daunnya di sisi lain, ada juga beberapa varietas tanaman janda bolong yang harganya cukup terjangkau misalnya Monstera adansonii yang dihargai 15ribu sampai 50ribuan.
nah, kalau kamu sempat browsing video youtube, ada banyak penjual, kolektor, dan juga para selebriti yang dengan bangga mamerin tanaman ini sambil nyebutin harga-harga yang fantastis, ada yang bilang harganya 80 juta rupiah, 100 juta rupiah, bahkan sampai ratusan juta rupiah
Wow, kok bisa ya harganya sampe semahal itu? Bayangin deh satu tanaman ini harganya setara dengan harga satu mobil, bahkan harganya setara sama harga apartemen atau rumah sederhana di daerah pinggiran kota.
Biasanya, kalo dengar harga selangit kayak gitu, kita jadi berkhayal coba aja kalo dari dulu kita punya tanaman itu, mungkin kita bisa jadi kaya mendadak.
eit Tapi tunggu dulu. kok rasanya kayak de javu sama fenomena serupa yang terjadi beberapa tahun yang lalu ya?
Tingginya harga tanaman janda bolong ini mirip banget sama demam batu akik di tahun 2014 yang harganya tembus miliaran rupiah.
mirip juga sama ikan louhan yang mendadak diburu banyak kolektor ikan hias di awal tahun 2000an.
ada juga kehebohan tanaman gelombang cinta atau anthurium di tahun 2007, dan masih banyak lagi.
buat kamu yang mungkin masih ingat, di tahun 2014 sampai pertengahan tahun 2015,
ada banyak banget liputan berita, talkshow, atau infotainment yang Memberitakan tentang batu akik yang harganya melonjak naik sampai ratusan juta bahkan miliaran rupiah.
para selebriti, pejabat, dan kolektor batu akik juga tidak ketinggalan memamerkan koleksi batu akik mereka yang bernilai fantastis dan bikin banyak orang iri.
Mendadak, banyak orang di sekitar kita yang tiba-tiba pakai batu akik di jari mereka padahal dulunya tidak pernah tuh pake cincin batu akik.
Tapi setelah lebaran tahun 2015 selesai, tiba-tiba saja peminat batu akik turun drastis dan otomatis bikin harga batu akik juga turun dan jadi balik normal lagi.
Para pedagang heran, para kolektor juga mulai bingung, tiba-tiba demam batu akik itu hilang gitu saja Fenomena ini terpotret di aplikasi google trend yang mencerminkan naik-turunnya volume pencarian kata kunci di google.
Kalau kita cek kata "batu akik", hasilnya sangat Menarik banget ya Kok bisa sih trend harga suatu barang naik drastis dan digemari banyak orang,tapi setelah beberapa waktu, tiba-tiba aja trend itu hilang dan tidak jarang menimbulkan kerugian buat para pedagang dan kolektor yang sudah terlanjur berinvestasi di komoditas tersebut.
Sebetulnya apa sih yang menyebabkan fenomena kenaikan harga ini?Dari batu akik, ikan lohan, gelombang cinta, dll.kenapa trend itu bisa tiba-tiba muncul dan hilang gitu saja? dan apakah fenomena kenaikan harga beberapa varietas janda bolong ini bakal bernasib sama kayak batu akik dan kawan-kawan? yuk kita bahas
pertama, aku mau bahas dulu, gimana sih sebuah harga bisa terbentuk.
apa aja komponen-komponen yang membentuk sebuah harga itu bisa naik dan juga turun
sebuah harga selalu terbentuk dari 2 komponen, yaitu tingkat permintaan dan tingkat ketersediaan barang.
kalo permintaan suatu barang tinggi sementara ketersediaan barangnya tetap, terbatas, langka, atau sedikit,harga barang tersebut bakal cenderung terus naik.
dan kalau permintaan suatu barang rendah, sementara ketersediaan barangnya berlimpah,harganya cenderung turun dan murah karena nilai ekonominya rendah.
Itulah prinsip dasar pembentukan harga dalam ekonomi.
Harga yang naik dan turun selalu berkaitan sama tingkat permintaan dan ketersediaan barang.
Gambar Ilustrasi:Meroketnya Harga Bunga Janda Bolong Lalu jatuh Kembali |
Prinsipnya memang sederhana, tapi kita perlu menelusuri lebih jauh tentang 2 komponen ini khususnya pada tingkat permintaan.
Sekarang, coba kamu pikirin deh, apa sih yang bikin permintaan suatu barang itu bisa naik turun?
Pertama karena sisi fungsionalitasnya tinggi. entah barang itu bisa jadi barang konsumsi, bahan dasar produksi atau hal apapun yang berguna dan bermanfaat buat kita.
Semakin tinggi nilai fungsionalitasnya, ya semakin tinggi permintaan barangnya seiring bertambahnya jumlah manusia
yang kedua, karena persepsi masyarakat yang udah meluas dalam menghargai barang tersebut.
bisa jadi karena barangnya susah banget dibikin, proses pembuatannya makan waktu lama bisa juga karena punya nilai sejarah atau keindahannya tersendiri dan akhirnya diapresiasi secara luas.
Semakin besar penghargaan masyarakat terhadap barang tersebut, ya semakin tinggi pula nilai ekonominya.
yang ketiga, nah ini nih yang seru sekaligus menjelaskan fenomena lonjakan harga yang sementara.yaitu karena adanya pembentukan persepsi harga yang dibuat-buat,akhirnya menimbulkan spekulasi harga dari sekelompok orang dan bikin nilainya seolah-olah jadi melonjak tinggi.
Padahal barang itu tidak punya nilai fungsionalitas ataupun persepsi masyarakat yang luas dan universal.
Fenomena kenaikan harga yang dipicu sama spekulasi harga ini nggak akan punya alasan yang jelas kenapa harganya bisa naik.
Setiap kali ada yang bertanya kenapa sih harganya mahal?ya jawabannya cuma diputer-puter ke persepsi harga yang dibuat-buat saja, tanpa bisa menyebutkan alasan dari sisi ekonominya.
Fenomena ini punya istilahnya sendiri dalam ekonomi,economic bubble atau price bubble.
Yaitu kenaikan harga yang dipicu sama spekulasi dan akhirnya turun dengan tajam dalam waktu singkat.
Contoh kasus yang mungkin paling awal sekaligus paling ekstrim dari price bubble terjadi 400 tahun yang lalu di Eropa saat terjadi demam bunga tulip. saat itu, tiba-tiba saja harga bunga tulip yang indah melonjak gila-gilaan.
Para bangsawan, investor, dan spekulan harga banyak memburu bunga tulip dengan variasi yang sangat beragam.
Satu tangkai bunga tulip yang paling langka saat itu sempat dihargai 10,000 gulden,sementara upah pekerja terampil di tahun 1637 adalah 25 gulden sebulan atau 300 gulden setahun.
Gila banget kan?Ironisnya cuma dalam beberapa bulan, harga bunga tulip di Eropa merosot tajam dan para peminatnya tiba-tiba saja menghilang.
Fenomena fluktuasi harga ekstrim pada bunga tulip ini bikin banyak orang terheran-heran sampai akhirnya munculah sebuah istilah yang namanya monkey business.
Monkey business itu diartikan sebagai sebuah kegiatan usaha atau bisnis tidak produktif,tidak bermanfaat, bahkan cenderung merugikan orang lain.
Aku akan coba jelasin monkey bisnis ini pake perumpamaan tragis yang udah cukup populer.
Pada suatu hari, ada seorang juragan kaya yang datang ke sebuah desa dekat hutan.
Suatu ketika, si juragan kaya bilang ke masyarakat desa kalau dia bersedia beli 1 ekor monyet dengan harga 50ribu rupiah.
Masyarakat desa jadi bersemangat buat memburu para monyet di hutan dan jual monyet tersebut ke si juragan kaya.Karena banyak diburu, monyet di hutan jadi makin langka.
Si juragan mengumumkan lagi kalau dia bersedia beli seekor monyet dengan harga 100ribu rupiah!Berita itu tersebar luas sampai ke desa tetangga dan akhirnya makin banyak orang yang memburu monyet,
menangkap mereka, dan jual beli monyetnya di harga tinggi.
bahkan, mereka sampai ngasih variasi harga buat ukuran dan warna bulu monyet yang ditangkap.makin lama, jumlah monyet semakin berkurang dan semakin langka.
Akhirnya si juragan mengumumkam lagi kalo dia bersedia beli monyet dengan harga 500ribu rupiah!si juragan juga pamit sebentar buat pergi ke kota dan menyerahkan semua urusan di desa tersebut ke asistennya.
Tidak lama setelah itu, asisten juragan kaya itu bilang ke penduduk desa kalo dia bersedia jual monyet-monyet yang dia punya dengan harga 350ribu rupiah!
Masyarakat desa berbondong-bondong membeli habis monyet-monyet itu, menguras tabungan mereka,dengan harapan bisa jual monyet itu lagi ke si juragan dengan harga 500ribu rupiah
setelah kejadian itu, si juragan dan asistennya tidak pernah muncul lagi di desa tersebut.
para penduduk desa jadi kebingungan mencari pembeli monyet,harga monyetnya jatuh, sampai akhirnya mereka sadar kalo sejak awal memang monyet-monyet di hutan itu gak punya nilai ekonomi apapun
untuk diperjual-belikan.
Sementara si juragan dan asistennya kabur bawa banyak uang dari penduduk desa dengan membentuk persepsi harga yang dibuat-buat sehingga menimbulkan spekulasi harga di pasar. Itulah analogi dari monkey business.
Sebetulnya monkey business ini hanyalah sebuah illustrasi populer yang bisa aja terjadi,tapi bisa juga tidak terjadi.
Fenomena economic bubble atau price bubble itu memang bisa dipicu sama sekelompok orang yang mempermainkan spekulasi harga yang dibuat-buat,tapi bisa juga dipicu secara organic.
Nah, itu sedikit penjelasan dari aku tentang pembentukan harga, economic bubble atau price bubble,dan juga illustrasi tentang monkey business. semoga penjelasan ini bisa bermanfaat buat kamu.
menurut kamu sendiri gimana nih tentang harga fantastis dari beberapa varietas tanaman janda bolong?Apa tanaman itu punya nilai ekonomi tersendiri?Apa punya nilai fungsional dan nilai manfaat?Atau punya nilai apresiasi keindahan yang bakal bertahan lama?
atau mungkin ini adalah fenomena price bubble kayak yang terjadi di batu akik?Tulis pendapat kamu di kolom komentar ya.
buat kamu para pecinta tanaman hias, sebetulnya gak masalah kok untuk beli tanaman yang cantikyang memang kamu suka dan kamu apresiasi keindahannya.
Tapi ingat, kamu perlu berhati-hati dengan spekulasi harga yang berlebihan,karena udah banyak banget kasus price bubble yang terjadi di Indonesia dan udah mengurangi banyak masyarakat sampai miliaran rupiah.
Terlepas dari itu, keputusan keuangan kamu adalah kebebasan kamu sekaligus juga tanggung jawab kamu.
semoga video ini bisa bermanfaat dan nambah wawasan kamu khususnya tentang dunia ekonomi dan keuangan.
Sampai ketemu lagi di Artikel selanjutnya
tetap di blog olahan internet karena bicara Tentang uang,Tidaka akan pernah Ada Habisnya.